Doa di penghujung Juni

Subhanallah

Begitu cepat waktu berputar. 

Labu ku yang kemarin masih berupa kuncup bunga dengan bakal buah, kini hampir menguning, tanda sebentar lagi panen. Daunnya merambat ke ujung pagar. Bunganya tak mau kalah, selalu mekar menyapa pagi.

Begitulah. Detik demi detik, menit merajut jam, lalu hari mengejar minggu, tak terasa bulan baru telah menunggu.

Apa yang berhasil dibiasakan di bulan ini, menjadi sebuah kebiasaan baru yang akun terus hidup, sehingga menjadi budaya dalam diri, itulah yang mesti disyukuri.

Alhamdulillah, bulan ini berhasil mengqadha puasa Ramadhan, sekaligus puasa Dzulhijjah selama 10 hari. Beda rasanya Idul Adha yang dirayakan tanpa puasa sunnah dan dengan puasa sunnah. Terasa lebih berharga dan hikmat.

Ditengah-tengah kesibukan kerja akhir tahun ajaran di sekolah, Allah masih mengizinkan diri ini membaca Al-Qur'an. Tentu dengan peperangan melawan kantuk, mengalahkan lelah. 

Buku pertama tahun ini yang telah berhasil aku selesaikan di bulan Juni ini, terasa lama sekali aku akhiri. Jujur, bukan bermaksud berlama-lama, hanya saja, aku begitu terganggu dengan kesalahan penulisan di buku itu. Banyak sekali kesalahannya, double cetak, dan ada kalimat yang aku kurang paham. Mungkinkah aku harus kirim e-mail kepada penulisnya? Sepertinya akan jadi masukan yang bagus, agar buku itu makin laris.

Dan itulah Juni.

Juni dan kesibukannya. 

Juni dan musim hujannya. 

Juni dan harapannya.

Yang perlahan menghilang. 

Bagai genangan hujan bulan ini yang mengering oleh panas.

Genanagan yang akan jadi kenangan.

Begitu ia berakhir, 

Enam bulan menuju tahun baru semakin dekat.

Segenap harapan baru mulai digaungkan, kejadian lalu mulai direvisi. Namun, jangan pernah lupa untuk mengakhiri semua itu dengan doa. Doa telah dipertemukan dengan waktu yang tak dapat digantikan dan harapan agar waktu yang akan datang dapat dilalui dengan tenang.

Doa di penghujung Juni. 

Ya Rabb, terima kasih atas kesempatan yang diberikan di bulan ini. Terima kasih masih dapat menjalani hari-hari di bulan Juni dengan baik, meskipun terbesit keraguan, kecemasan. Namun, keyakinan kepada-Mu menepis semua kegundahan itu. 

Terima kasih telah memberikan kesempatan pada diri yang penuh dengan ragu ini untuk selalu berusaha menjadi lebih baik, berusaha menutupi kefakiran ilmu dengan membaca karya-karya ulama-Mu.

Terima kasih telah ditakdirkan bertemu dengan orang-orang baik, perhatian, dan selalu kompak. Karena berteman dengan orang baik adalah rejeki yang tak terhingga. 

Semoga kebiasaan baik yang diusahakan ini akan selalu tumbuh.

Semoga diri ini bisa selalu mengusahakan hati agar lebih condong kepada sang Khalik. 

Semoga bisa selalu belajar dari kesalahan dan mampu memaafkan kesalahan-kesalahan dulu. Tak ada manusia yang sempurna, begitu juga kamu diriku. Baik-baiklah. Lakukan apa yang mampu kamu lakukan, yang bisa kamu kontrol. Kurangi panik dan cemas. Perbanyak dzikir agar hati kian tenang. 

Usahakan selalu produktif setiap hari. Belajar bahasa Inggris yang kamu rutinkan itu harus selalu dibiasakan agar kamu bisa, meskipun belum ada ditahap mahir.

Olahraga. Meskipun susah. Jangan biarkan lemak merusak dirimu dari dalam. Ayo gerak, lawan kumpulan minyak itu.

Teruslah berusaha untuk jadi versi terbaik dari dirimu. Yakin, Allah Maha tahu, Maha mendengar. Allah lebih tahu, apa yang kamu butuhkan. Namun, bukan berarti kamu hanya duduk dan diam. Berusahalah, agar semua impian bisa terwujudkan. 

Semangat Milza


Komentar

Postingan Populer