Menuliskan Rindu

Seberapa penting kah menulis ?

Jawaban dari ku, sangat penting.

Aku suka membaca kisah, apalagi kisah nyata. Kehidupan zaman dulu adalah favoritku, aku suka membaca kisah, perjalanan, pengalaman, bahkan mendengarnya saja aku sangat suka. Oleh karena itu, aku suka bila orang lain menceritakan kisah petualangannya padaku. Sekedar berbagi bagaimana dan apa saja yang sudah ia hadapi selama hidupnya. Sungguh menarik.

Hal ini juga membuatku suka menulis, aku suka iseng menulis buku harian, yang dulunya suka kubaca berulang kali, tapi buku-buku itu sudah ku bumi hanguskan, tidak begitu penting. Hanya sekedar cerita iseng tentang hobiku, mendengarkan musik kesukaan, kuliah, skripsi, ya begitulah, kehidupan anak kuliahan.

Beberapa tahun terakhir karena kesibukan kerja, punya handphone baru, aku beralih ke video-video aneka macam tampilannya, dunia semakin maju, aku mungkin salah satu yang terkena dampak burukya, mataku mulai kabur, pandangan ku kurang jelas, padahal dulu baik-baik saja.

Semakin hari, aku semakin jauh dari kesukaan ku, lalu timbullah rindu itu. Rindu, saat-saat aku begitu giat belajar, rindu saat aku begitu rajin menulis, begitu serius mempelajari dan menghafal rumus, membaca penggalan novel atau dongeng di Buku Pelajaran Bahasa Indonesia, ternyata itu semua menyenangkan. Aku rindu saat-saat itu.

Kalau orang-orang rindu pada teman atau sahabatnya, maka aku rindu pada diriku sendiri. Rindu pada diriku yang dulu, yang tidur pukul 10.00 malam dan bangun pukul 5.30 pagi, yang pada akhirnya bahkan tidak menyangka bisa berkuliah.

Begitulah, aku begitu suka menulis, dan aku suka membacanya lain waktu.

Mulai saat ini aku bertekad akan melanjutkannya. Aku bertekad akan kembali menjadi Milza Rajin Belajar yang dulu.

Semangat Milza. Kamu Bisa

Komentar

Postingan Populer